Senandika Untukmu

Kamu bilang maaf.

Karena kamu tak bisa seperti laki-laki lain.

Yang bisa mengajak makan di restoran mewah.

Sedangkan kita hanya makan seblak, mie, bakso atau bakwan.

Sambil menonton anime atau drakor di rumahku seharian.


Kamu bilang maaf.

Karena tak seperti laki-laki lain.

Yang mengabari setiap waktu.

Chat atau telpon berjam-jam.

Sedangkan kamu selalu sibuk.

Chat kita bisa dihitung jari dalam sehari.

Kita hanya bertemu sekali dalam satu minggu.

Itu pun, terkadang kamu masih bejibaku dengan pekerjaanmu.


Kamu bilang maaf.

Sebab kamu tak seperti laki-laki lain.

Yang membelikan barang-barang branded.

Sedangkan kamu hanya bisa memberiku dukungan terhadap apapun yang aku lakukan.


Kamu selalu meminta maaf.

Sebab kamu merasa, belum bisa jadi orang yang aku banggakan.


Hey, aku tak pernah sedikit pun membandingkanmu dengan laki-laki lain yang kamu sebutkan itu!

Aku tak pernah sedikit pun merasa iri pada teman-temanku yang kamu bilang itu.

Aku bahagia dengan segala hal yang kamu lakukan selama kita bersama beberapa tahun ini.

Kamu selalu membuatku merasa bersyukur.

Sebab setelah banyak patah hati yang aku alami.

Tuhan menghadirkanmu untukku saat ini.


Seseorang yang selalu melebihi ekspektasi.

Mencintai dengan aksi.

Tanpa banyak tapi.

Tak perlu berkata-kata rumit.


2 tahun tentu bukan waktu yang singkat.

Bukannya tak pernah berselisih pendapat.

Hanya kita selalu menyelesaikannya dengan cepat.

Saling menurunkan ego demi maslahat.

Sama sekali bukan menang-kalah yang kita lihat.


Kita tahu, ada sesuatu yang dituju.

Ada niat yang mulia, bukan hanya romantisme semata.

Semoga kita tetap kuat menjalani semuanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

I'm (Not) A Teacher

Hujan

Resensi Buku "Manajemen PIkiran dan Perasaan" Karya Ikhwan Sopa