Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

Jika Kau Ingin Tahu

Jika kau ingin tahu Udara seperti apa yang selama ini aku hirup Duduklah di sampingku Dan rasakan udara yang sama sepertiku Jika kau ingin tahu Seterjal apa jalanku Berjalanlah denganku Dan mari kita lalui jalan itu Jika kau ingin tahu Apa yang terlihat oleh mataku Berdirilah tepat di sisiku Dan akan kubimbing matamu ke tempat itu Jika kau ingin tahu Aroma apa yang kuhirup Kemarilah dan cium Aroma yang menenuhi hidungku Jika itu terlalu sulit bagimu Hanya datanglah kepadaku Bawalah telinga dan hati tulusmu Sebab hanya itu yang kau perlu Untuk memahamiku Jika itu terlalu sulit bagimu Aku beri tahu kau sesuatu Memahami manusia tak sesulit itu Hanya kesabaran dan ketulusan yang mungkin luput Tak harus kau yang merasakan Apa yang aku dan dia rasakan Percayalah yang kami butuhkan adalah ketulusan Dan kesabaran untuk tak tergesa memberi penghakiman

Innaalillaahi Wa Innaa Ilaihi Raaji'uun

"Innaalillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun." Pasti sudah tak asing dengan kalimat berbahasa Arab ini. Terutama bagi seorang muslim. Jika tak diucapkan ketika ada orang yang meninggal, kalimat ini diucapkan saat terjadi bencana. Bagi saya, makna kalimat ini sangat dalam. Ia bukanlah sekedar ungkapan simpati atau bela sungkawa. Melainkan sebagai sebuah pengingat dan alarm yang luar biasa, saat saya mulai merasa terlalu memiliki atau kehilangan sesuatu ataupun seseorang. "Sesungguhnya kami milik Allah, dan kepada-Nya lah kami akan dikembalikan." Begitulah kira-kira artinya. Kalimat yang berisi sebuah kesadaran dan pernyataan bahwa manusia tak memiliki apa-apa. Kita ini tak memiliki siapa-siapa. Sebab bahkan diri kita pun adalah hanya milik Allah semata. Saya pernah mendengar sebuah cerama di televisi. Saat itu membahas mengenai rezeki. Saya tidak hapal persis teksnya bagaimana. Yang saya ingat ustadz yang mengisi acara itu menyampaikan: rezeki kita adalah yang ha