Merawat Diri adalah Bagian dari Mencintai Diri Sendiri.

Self-love atau mencintai diri sendiri barangkali sedang menjadi kata yang sering digaungkan dan kita dengar. Entah dalam keseharian di dunia nyata, maupun seringnya di sosial media. Mencintai diri sendiri ini bergulir seiring dengan getolnya edukasi tentang kesehatan mental dewasa ini.

Self-love ini merupakan konsep yang bagus. Kita memang harus mencintai diri kita sendiri. Namun, terkadang banyak orang yang keliru memaknai istilah self-love ini. Banyak orang memaknai bahwa mencintai diri sendiri adalah menerima apa adanya kondisi diri. Memang benar, kita harus menerima kondisi diri kita. Namun, bukan artinya pasrah dengan kondisi yang ada, jika kondisi itu buruk secara objektif.

Maulina atau Moli adalah seorang wanita 39 tahun yang mengidap obesitas sejak usia belasan. Berat puncakya mencapai 155 kg. Hal ini disebabkan karena kebiasaan makannya. Maulina sangat senang makan, terutama makanan-makanan manis yang mengandung gula tinggi. Bahkan cake atau terang bulan loyang besar hanya dijadikan camilan teman menonton TV.

Dulu, Maulina adalah orang yang cuek. Dia tidak peduli jika orang-orang di sekitarnya menyindir atau membahas tentang berat badannya. Dia bersikap “bodo amat” dan berpikir, “ya memang begini adanya, mau gimana lagi?” Namun semuanya berubah sejak dia merasakan kerugian yang dia dapatkan karena obesitasnya.

Hal pertama yang membuatnya mau berusaha menurunkan berat badannya adalah ketika mau menikah sebab harus menjahit baju. Saat itu dia berhasil menurunkan berat badannya hingga 92 kg. Namun setelah menikah kebiasaannya tidak berubah. Makanya berat badannya kembali naik hingga lebih dari 100 kg. Hingga masalah kedua terjadi, yaitu dia sulit untuk hamil. Akhirnya, demi bisa hamil, Moli kembali melakukan diet. Akhirnya Moli bisa hamil, dengan berat badan mencapai 138 kg.

Namun proses kehamilannya pun tidak mudah. Karena berat badan Moli terlalu besar, anaknya harus lahir prematur. Sebab jika dilanjutkan, anaknya tidak bisa bertahan. Namun setelah melahirkan pun berat badan Moli kembali naik, hingga mencapai puncaknya itu: 155 kg.

Sejak saat itulah, Moli mulai merasakan banyak hal pada tubuhnya. Salah satunya adalah ketika dia pergi ke Australia untuk mengurus bisnisnya. Ia pergi dengan temannya. Saat itu, dia dan temannya sedang berjalan di sebuah tanjakan, yang tidak curam. Temannya berjalan dengan cepat, hingga Moli berusaha untuk mengimbanginya. Namun, hanya beberapa langkah, Moli merasa dirinya tidak bisa bernapas. Hingga dia mencari tembok untuk bersandar. Beberapa detik kemudian, ia baru bisa bernapas kembali.

Selain itu, ketika tidur pun Moli tidak bisa tidur dengan normal. Dia tidak bisa tidur telentang, melainkan harus duduk. Itu juga ia sering terbangun, sebab jika sedikit saja posisi tidurnya melorot, dia akan merasa sesak dan seperti dicekik kemudian terbatuk dan ia terbangun. Akhirnya, ia benar-benar sadar bahwa ia harus berubah. Dia berpikir, jika dia terus begini, tak bisa mengendalikan nafsu makannya, dia tidak akan bertahan hingga tahun depan.

Sejak saat itulah, Moli mulai mencari lagi personal trainer yang cocok untuk dirinya. Yang tidak terlalu memaksa. Kebetulan, dia menemukan personal trainer yang mantan obesitas juga. Sehingga personal trainer itu bisa lebih berempati, bagaimana rasanya menjadi orang obesitas. Dan Moli merasa cocok.

Bagaimana cara Moli menurunkan berat badannya, bisa disimak dalam video podcast Energi DI’s Way ini. 


 

Hingga video podcast DI’s Way ini tayang, berat Moli sekarang 96 kg. Pernah turun ke 86 kg, namun naik lagi karena stress sebab di masa pandemi ini Moli dengan terpaksa merumahkan banyak pegawainya. Namun semangat Moli tetap tidak padam untuk menurunkan berat badannya. Bukan demi orang lain, melainkan untuk mencintai dirinya sendiri.

Hikmah yang saya dapat setelah menonton podcast bersama Moli itu adalah bahwa mencintai diri sendiri itu tidak semata-mata pasrah menerima kondisi diri yang apa adanya, tanpa ada usaha menjadi diri yang lebih baik. Memang benar, awal dari mencintai diri sendiri adalah kita harus menerima kondisi kita apa adanya saat ini. Mengakui segala kelebihan dan kekurangannya.

Namun tidak berhenti sampai sana. Penerimaan itu adalah sebuah gerbang untuk kita memperbaiki apa-apa yang sekiranya memang akan merugikan jika dipertahankan. Jadi, self-love itu bukan pembenaran atas kemalasan atau ketidak mauan kita untuk keluar dari zona nyaman. Seperti yang dilakukan oleh Moli. Saya pikir, dia benar-benar mencintai dirinya bukan saat dia bersikap bodo amat atas perkataan orang lain. Melainkan, saat Moli benar-benar sadar ia harus berubah dan dia berusaha sekuat tenaga untuk melakukannya.

 

Referensi:

https://www.disway.id/r/747/maulina-moli

https://www.youtube.com/watch?v=xSrP_tcm7sg&t=48s

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untitled #4

Apakah Ada Kata Terlambat?

Kendali