Meminta Maaf tanpa Pembelaan

 “Aku minta maaf ya. Aku kayak gitu soalnya bla bla bla bla…”⁣

“Maaf ya kalau kamu tersinggung, tapi aku juga cuma bla bla bla…”⁣

“Maaf ya aku melakukan itu. Lagian waktu itu kamunya juga bla bla bla…”⁣

Bisakah kita meminta maaf dengan tulus? Tanpa pembelaan, tanpa “tapi”? Jika kamu menyadari kesalahanmu, maka akui saja dan katakan, “saya minta maaf,” titik. 

Jika memang benar-benar menyadari dan mengakui bahwa kamu salah, terlepas dari apapun alasannya, kamu tetap salah. Karena itulah, kamu meminta maaf. 

Jika masih menyisipkan kalimat pembelaan, apakah kamu mengakui jika kamu salah? Jika memang tidak merasa bersalah, untuk apa mengucapkan maaf? Jika hanya di bibir, tanpa makna, untuk apa diungkapkan?

Mungkin memang dalam suatu persolan kamu tidak salah sepenuhnya, karenanya kamu melakukan pembelaan. Maka minta maaflah pada hal-hal yang memang kamu akui bahwa itu adalah kesalahanmu. ⁣

“Maaf ya, aku salah soal bla bla bla bla…”⁣

“Kondisinya saat itu bla bla bla. Dan aku salah karena bla bla bla, aku minta maaf atas kesalahanku ya.”⁣

Menurunkan sedikit ego tidak akan merendahkan harga dirimu. Harga dirimu menjadi rendah ketika kamu tidak mau mengakui kesalahanmu dan ingin selalu terlihat benar.⁣

Ini pendapatku. Tentu kamu boleh tidak setuju. Kita semua selalu punya hak untuk sepakat dan tidak terhadap sesuatu serta mengambil sikap. ⁣

Komentar

  1. Setuju banget. Saya sangat menghargai orang yang berani minta maaf duluan. Tapi kalau sudah disambung dengan kalimat pembelaan, respect saya hilang sudah :D Bener, Kak, itu terdengar sangat nggak tulus.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untitled #4

Apakah Ada Kata Terlambat?

Hidup Kita adalah Tanggung Jawab Kita Sendiri