Baper

 Baper, alias "bawa perasaan".⁣

Sebuah frasa yang tidak salah sebenarnya, tapi kecenderungan memiliki makna negatif. ⁣

Contoh penggunaannya misalnya: "Bercanda doang, baper amet," ketika seseorang mengejek temannya (yang dia rasa adalah candaan) dan temannya merasa tersinggung. Ayo, apa kesan yang kamu tangkap dari kalimat tersebut? Menurutku, seperti meremehkan perasaan orang yang tersinggung itu. ⁣

Memangnya, manusia itu cuma punya akal? Ya jelas tidak dong! Manusia kan juga punya hati, punya perasaan. Ya wajar jika dia bisa merasa. Perasaan diciptakan pasti ada fungsinya.

Ya emang perasaan harus dibawa. Terutama ketika dalam kehidupan sosial. Ketika kita bicara dengan orang lain. Ketika kita lihat orang kesusahan. Ketika kita mau berbuat sesuatu sama orang. Akal dipakai, perasaan juga dipakai, untuk berempati.

Empati, kalo mau ngomong sama orang, ini bakal nyakitin dia ga ya? Gimana rasanya kalau kita ada di posisi dia? Ketika kita lihat orang kesusahan, kalo kita gak ada empatinya, kita gak bakalan terdorong buat bantuin. Kita berpikir cuma buat nyari solusinya. Kalau kita mau berbuat ya tetep perlu dorongan perasaan buat melakukan aksi. ⁣

Ya tetap, masing-masing hal ada porsinya. Terlalu mengikuti perasaan juga gak baik. Tetap harus diimbangi dengan rasionalitas. 


Cuma, tolong ini mah yang suka meremehkan perasaan orang lain, tolong diingat ya, manusia itu punya perasaan. Harus disadari dan dihargai kehadirannya. Jangan apa-apa dikatai "baper". 


Kalau dikit-dikit bilang baper, jangan-jangan kamu yang harus evaluasi diri, masih punya perasaan atau sudah mati rasa?⁣

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untitled #4

Apakah Ada Kata Terlambat?

Hidup Kita adalah Tanggung Jawab Kita Sendiri