Patah Hati Terbesar

 Ini patah hati terbesarku

Kepercayaan yang kuberikan untukmu,

sia-sia dalam genggamanmu


Ini memang bukan pertama kalinya

Namun aku sudah jengah menyaksikannya

Terulang lagi, entah sampai kapan akhirnya


Kau yang dulu bilang akan berjuang untukku

Nyatanya aku tak lebih dari sekadar alat mencapai kepentinganmu


Kau hanya datang sekali dalam 5 tahun

Kau menghampiriku dengan santun,

dengan segala bujukmu agar aku terkagum


Walau sudah berulang kali aku dibohongi,

bodohnya aku masih tertipu lagi


Percuma mengingatkanmu tentang Tuhan dan Hari Pembalasan

Sedangkan hadir-Nya pun tak pernah kau simpan dalam ingatan


Percuma mengemis nurani,

pada para Sengkuni masa kini

Idealisme yang dulu membara,

hilang entah ke mana

Kala harta dan tahta menjadi tawarannya


Namun ingatlah, yang kau khianati bukanlah orang lemah

Ia sudah biasa hidup dalam dunia yang tak ramah


Kehidupan yang keras tak luput sedetikpun darinya

Singgasanamu yang megah tak ada apa-apanya

Ia tak akan tinggal diam melihatmu menginjaknya


Ia akan bangkit dan melawan

Mengambil kembali kemanusiaan,

yang telah lama kau matikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hujan

I'm (Not) A Teacher

Resensi Buku "Manajemen PIkiran dan Perasaan" Karya Ikhwan Sopa