Kamulah Kopiku
“Aku adalah orang yang separuh hidupnya udah rusak. Ujianku gak biasa. Perjuanganku benar-benar gak mudah. Teman-temanku bilang, aku bisa bertahan hidup hingga hari ini adalah sebuah keajaiban. Jika tidak gila, seharusnya orang sepertiku sudah mati gantung diri.”
Memang aneh lelaki ini. Saat meminta seseorang menjadi kekasihnya, lelaki lain akan memberikan kata-kata manis dan jaminan bahwa dia bisa membuat sang gadis bahagia. Dia malah mengeluarkan statement yang membuat gadis pada umumnya akan was-was.
Namun memang sang gadis juga sama anehnya. Perkataan dari mulut laki-laki itu justru membuat hatinya bergetar. Ada sebuah decak kagum dalam sanubarinya. Si gadis berpikir, “aku harus membuatnya bahagia. Aku ingin menemaninya dan berjuang bersama membangun kehidupan lebih baik.” Sebab si gadis pun bukan orang yang hidupnya mulus-mulus saja.
“Awalnya aku gak punya nyali untuk mengatakannya. Namun aku sungguh menyayangimu. Setelah pengkhianatan-pengkhianatan yang pernah aku alami, aku menemukan alasan untuk menikahi seorang perempuan. Aku memang gak bisa berjanji bahwa kamu akan selalu bahagia bersamaku. Tapi aku pastikan, aku adalah orang yang kuat dan tak pernah lari dari masalah. Kehadiraku di hadapanmu inilah buktinya.” Lelaki itu kini menatap mata sang gadis.
Tak seperti pertama kali bertemu satu tahun lalu, sorot mata lelaki itu berubah. Kini matanya menunjukkan sebuah ketegasan dan keyakinan. Kini jiwanya sepenuhnya ada di sini. Ia sudah tak meratapi masa kelamnya, ia sudah bosan menyalahkan kehidupan. Ia sudah sepenuhnya berdamai, dan memulai kembali kehidupan barunya, dengan sikap mental yang baru.
“Jadi...? Kamu mau gak menjalani sisa hidup kamu dengan lelaki yang sudah pincang ini hidupnya?” kata lelaki itu, menyimpulkan maksud dari semua perkataannya.
“Kamu tahu, kan, aku sangat menyukai kopi?” si gadis itu menjawab pertanyaan dengan pertanyaam. Si lelaki menangguk. Lalu sang gadis melanjutkan, “kamu tahu gak kenapa aku suka kopi?”
“Kenapa?” si lelaki balik bertanya
“Meski pahit, namun justru pahitnyalah yang aku cari. Aku merasa tenang ketika aku menyesap kopiku perlahan-lahan. Merasakan pahitnya di setiap milimeter kubiknya. Kopi mengajarkanku bahwa tak semua hal pahit berarti buruk. Ada kalanya, rasa pahit bisa dinikmati. Kamu pun begitu. Semua hal pahit yang kamu alami justru adalah yang membentukmu menjadi lelaki yang mengagumkan seperti sekarang. Kekuatanmu, kebijaksanaanmu, rasa kemanusiaanmu. Semua dibentuk dari kepahitan hidup yang kamu alami. Jika menurutmu kamu pincang, pincangmu justru yang membuatku jatuh hati. Sebab dengan kondisi seperti itu pun kamu masih terus berjalan. Tak menyerah dengan keadaan. Bahkan keras kepalamu soal impian sungguh luar biasa. Hmmm… Mungking memang cinta terkadang lahir dari ketidaksempurnaan. Pun bahagia, tak selalu lahir dari sesuatu yang tampak menyenangkan.” Gadis itu menutup penjelasannya dengan senyuman yang membuat hati si lelaki terasa semakin hangat.
“Hahaha, sudah kuduga. Kamu sama gilanya denganku. Tak salah Tuhan mempertemukanku denganmu. Dia sungguh menyayangiku. Mungkin Dia tak ingin melihatku menua dan mati hanya ditemani laptop dan kode-kode pemrograman. Hahahaha.”
Mereka pun tertawa-tawa seakan di bukit itu hanya ada mereka saja. Mereka tak menghiraukan manusia lain yang juga sedang menikmati lampu kota serta menikmati sejuknya udara di dataran tinggi Parisj van Java.
#OneDayOnePost
#ODOP
#ODOPChallenge5
Keren bnaget... suka deh...
BalasHapusKamulah Kopiku. Awalanya dikira judul puisi, ternyata cerita sekeren ini. Menyentuh dan bikin melting hehe.
wah sudah selesai saja tulisan tantangannya, selamat ya kak. ceritanya bagus
BalasHapus
BalasHapusWaaah. .cerita tentang kopi dan Cinta niih.. Keren kak
Mbaaak...suka sekali tulisannyaaaa....
BalasHapusmbak tulisannya bagus mbak ngiri aku mbak
BalasHapusya ampun kak, aku suka filosofi kopinya,,,,keren
BalasHapusSukaa.... Ga bisa banyak komentar... Bagus
BalasHapusSweet banget, keren
BalasHapus