Apakah Ada Kata Terlambat?

 Orang-orang sering bilang, “tak ada kata terlambat”. Menurutku, kata “terlambat” itu ada. Di KBBI saja ada, dalam kehidupan sehari-hari realitas terlambat itu ada. Dalam memulai pun “terlambat” itu ada. Termasuk dalam bermimpi, “terlambat” itu ada.

Aku, misalnya. Setelah lulus kuliah baru menyadari bahwa banyak hal yang seharusnya aku lakukan semasa kuliah. Bahkan seharusnya aku lakukan dari sejak aku SMA. Lebih bersosialisasi, mengikuti kegiatan non-akademik, mengembangkan diri, mengasah skill di lapangan, dan banyak hal lainnya.

Kadang aku menyesal, “ah… kenapa baru sekarang aku sadar? Kenapa aku gak melakukannya dari dulu?” Apakah aku terlambat? Tentu, di dunia ini selalu ada batasan waktu. Mencari pekerjaan, contohnya. Ada batasan usia. Selalu. Maknanya apa?

Begini, di usia sekarang, seharusnya aku sudah melakukan banyak hal, yang bisa aku masukkan ke dalam CV-ku. Namun nyatanya tidak. Kenapa? Karena aku “terlambat”. Aku tidak melakukannya sedari dulu, pada “waktunya”. Aku tidak punya banyak pengalaman, tak banyak relasi. Aku dulu hanya mahasiswa kupu-kupu alisa kuliah-pulang, kuliah-pulang.

Menentukan karir, misalnya. Aku pikir aku “terlambat”. Menyadari bagaimana masa depan yang sesungguhnya aku impikan, aku baru menemukannya justru di akhir masa kuliah. Yang seharusnya sudah aku pikirkan dengan matang setidaknya sebelum aku memutuskan mau apa setelah selesai SMA. Dengan begitu aku bisa memilih jalan yang lebih tepat. Namun lagi-lagi, aku terlambat.

“Terlambat” itu ada. Hanya persoalanya kemudian bagaimanakah kita menyikapi keterlambatan-keterlambatan dalam hidup? Apakah itu menjadi alasan kita untuk berhenti dan menyerah?

Terkadang orang salah paham dengan apa yang aku pikir dan nyatakan. Banyak teman-temanku mengira aku adalah orang yang pesimis. Namun sebenarnya aku realistis. Dari sudut pandang realistisku, aku pikir jawabannya bisa iya dan tidak.

Sederhananya, jika memang secara hitung-hitungan logis sesuatu tidak bisa dipaksakan, maka kita memang harus menyerah. Menyerah tak berarti buruk. Menyerah pada sesuatu yang tidak mungkin adalah pilihan bijak. Apakah ada sesuatu yang tidak mungkin? Tentu ada. Ada hal-hal di dunia ini yang tak bisa dipaksakan. Sebab dunia ini terikat pada hukum sebab-akibat. Jika ingin sebuah akibat, maka kita harus menjalani sebabnya. Jika sebabnya tidak bisa kita penuhi, maka akibat itu tidak akan terjadi.

Menyerah di sini maksudnya bukan menyerah pada hidup, melainkan menyerah pada impian atau keinginan itu saja. Menyerah kepada sebuah keinginan, bukan berarti kita harus diam dan mengikuti arus tanpa tujuan. Menyerah di sini maksudnya adalah menyerah atas sebuah tujuan, dan membuat tujuan baru. Menciptakan mimpi baru yang bisa kita gapai.

Namun, jika kita pikir kita masih bisa mengejarnya, maka kita tidak pantas untuk menyerah. “Bisa” di sini tak selalu secara aktual kita bisa memenuhi, melainkan juga secara potensial, dengan ekstra usaha. Saya suka kata-katanya Gofar Hilman. Beliau pernah bilang, “mimpi setinggi langit itu bagus, tapi langitnya harus kelihatan.” Begitulah gambarannya. Kita tentu belum bisa menyentuh langit, namun kita tahu langit itu ada, seberapa tinggi sehingga kita bisa menyusun jalan untuk menggapainya.

Kita harus mengakui bahwa “terlambat” itu ada. Agar kita lebih menghargai dan tidak menyepelekan waktu. Agar kita lebih serius dalam menjalani hidup. Namun hal itu tak selalu menjadi alasan yang bagus untuk menyerah.  “Terlambat” tidak bersinonim dengan “mustahil”.

Komentar

  1. Keren.... Melakukan yang Terbaik di setiap waktu adalah ikhtiar kita sebagai manusia. Hasilnya, Allah yang menentukan:)

    Semangat kak

    BalasHapus
  2. Tidak ada kaya terlambat ... yg ada hanya orang malas kak ... kalau mau baca buku psikologi perkembangan ... saat itu aku juga merasa aneh ternyata itu merupakan tugas perkembangan yang memang harus kulalui dna kutaklukkan ... aku pun tidka terlambat kok ... hanya blm menemukan genre yg tepat ...😁😁😁

    BalasHapus
  3. Yup. Kata terlambat memang ada, tetapi jangan lantas menjadikan itu sebagai alasan untuk tidak segera memulai sesuatu. Tetap semangat berusaha walaupun terasa terlambat waktunya. Karena titik mula setiap orang berbeda-beda :)

    BalasHapus
  4. Setuju dan ga setuju sama pemikiran kakak..
    hehe..
    daripada terlambat, saya lbh suka pemikiran kita bergerak sesuai dengan "zona waktu" kita sendiri..
    soalnya kalau terlambat kesannya agak negatif sih..
    tp pemikiran kakak keren

    BalasHapus

  5. Aku suka dengan kalimat "terlambat tidak bersinonim dengan mustahil". Iya bangettt.

    BalasHapus
  6. Semangat yaaa ... banyak faktor yang mendukung terlambat.
    Tetap semangat, lebih baik terlambat menyadari, ketimbang tidak sama sekali :)

    BalasHapus
  7. Mimpi setinggi langit itu bagus, tapi langitnya harus keliatan. Wah bermakna sekali ya kak.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untitled #4

Hidup Kita adalah Tanggung Jawab Kita Sendiri