#TGIF dan Diskriminasi Hari

#TGIF atau Thank God It’s Friday yang kalau diartikan bebas “Alhamdulillah, hari Jum’at”. Seperti ungkapan syukur karena sudah hari Jum’at. Kenapa ya tagar Thank God itu cuma disandingkan dengan Friday? Kenapa hari lain enggak? Emang cuma bersyukurnya di hari Jum’at? Padahal kan Tuhan gak ngasih kita hidup di hari Jum’at aja.

Mungkin karena hari Jum’at bagi beberapa orang menjadi hari yang ditunggu-tunggu. Sebab hari Jum’at itu hari terakhir kerja biasanya. Besoknya sudah hari Sabtu, weekend, yang identik dengan liburan dan bebas dari pekerjaan.

Namun aku jadi mikir, kenapa sih kita harus mengistimewakan hari tertentu dan membenci hari lainnya? Misalnya, hari Senin malah jadi hari yang sering “dibenci” orang-orang. Kalau menghadapi hari Senin itu bilangnya, “yaaahhudah hari Senin lagi ”.

Benci hari Senin karena harus kerja lagi setelah liburan dan bersenang-senang di hari Minggu? Kalau gak mau kerja kan ya gak usah. Banyak tuh yang pengen banget kerja kayak kamu, tapi belum dapat hal itu. Gak mau berangkat sekolah atau ngampus karena mager? Masih banyak banget yang pengen bisa bersekolah dan kuliah tapi terkendala banyak hal. Males bangun dari tempat tidur? Gak usah, gak apa-apa. Mungkin bisa gantian sama orang-orang yang pengen banget bisa bangun untuk melanjutkan kehidupannya, tapi Tuhan keburu memanggilnya kembali, ke tempat asalnya.

Hari hanyalah sebatas hari. Dia akan menjadi hari yang bahagia atau menyedihkan, bermakna atau kosong, bergantung kepada diri kita yang mengisinya. Bergantung kepada pilihan kita untuk melakukan aktivitas apa, mengarahkan fokus ke mana. Bergantung kepada cara kita menyikap setiap kesempatan yang diberikan Tuhan.

Merasa capek itu wajar. Wajar banget. Merasa bosan dan lelah setelah berjuang itu manusiawi banget. Kita butuh rasa lelah agar kita bisa beristirahat. Namun kita juga harus selalu ingat, apapun harinya, jangan lupa untuk bersyukur atas kehidupan kita setiap harinya. Dan selalu berusahalah untuk melakukan yang terbaik, yang bisa membuat kita bahagia, hari ini dan di kemudian hari.

Ya, kita juga jangan hanya memikirkan hari ini. Sebab hidup adalah rangkaian sebab-akibat. Jadi, lakukanlah sesuatu yang tak akan kita sesali di masa depan.

Selamat berhari Jum’at! Dan jangan lupa bersyukur atas nikmat hidup serta kesempatan yang sudah Tuhan berikan hari ini, kemarin, dan juga esok jika kita masih diberi kesempatan untuk kembali melanjutkan kehidupan 😊.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untitled #4

Apakah Ada Kata Terlambat?

Hidup Kita adalah Tanggung Jawab Kita Sendiri