Perpisahan

Dulu, yang paling aku takutkan adalah perpisahan. Entah dengan sesuatu atau seseorang yang sangat berarti. Sebab perpisahan menyisakan rasa kehilangan. Dan rasa kehilangan menyebabkan sebuah kekosongan. Kekosongan membuat hidup tanpa gairah.


Seiring bertambahnya usia, pengalaman, dan perpisahan-perpisahan yang terjadi, aku semakin menyadari bahwa perpisahan adalah sebuah keniscayaan. Tak bisa terhindarkan. Jika pun bukan karena kehendak manusianya, tak ada kuasa yang menghindarkan perpisahan karena takdir kematian.


Maka ketika aku mulai merasa nyaman, merasa mencintai dan menyayangi sesuatu atau seseorang, aku selalu mengatakan kepada diriku bahwa mereka tak akan selamanya ada. 


Begitupun juga denganku. Jika bukan mereka yang pergi, aku bisa saja pergi lebih dulu. Sedari awal aku harus berdamai dengan kenyataan itu. Agar saat itu terjadi, aku tak akan terlarut dalam kehilangan. 


Dan dalam agama yang kuyakini, segala sesuatu yang ada di dunia ini pada hakikatnya bukan milikku. Yang aku anggap sebagai milikku sesungguhnya hanyalah titipan Tuhan. Bahkan diriku sendiri pun bukan milikku. 


Bukankah rasa kehilangan ada jika kita merasa memilikinya? Jika tak merasa memilikinya, bukankah kita akan baik-baik saja jika suatu saat kita tak lagi mampu menjangkaunya? 


Karena itu aku selalu mengingat ini: "Inna lillaahi wa inna ilaiHi raji'uun". Sesungguhnya kami adalah miliki Allah, dan kepada-Nyalah kami semua akan kembali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untitled #4

Apakah Ada Kata Terlambat?

Hidup Kita adalah Tanggung Jawab Kita Sendiri